F4D Wahana Mengangkat  Potensi Lokal

AROSUKA (Minangsatu) - Peringatan hari ulang tahun (HUT) ke 104 Kabupaten Solok masih tersisa tiga pekan lebih.  Pada  9 April 2017, daerah penghasil bawang merah ini akan memasuki usia tua, setua perjalanan sejarah yang terlewatkan tanpa catatan.

Agar momentum hari jadi  tidak berlalu tanpa kesan, pemerintah Kabupaten Solok sejak awal menyiapkan serangkaian kegiatan "pesta" yang dikemas dalam even Festival Empat Danau (F4D). Bupati Solok malah menginginkan masyarakat luas ikut merasakan aroma hari jadi.

Tentang kaitannya dengan F4D, bupati Solok menegaskan event ini merupakan agenda dinas pariwisata dan kebudayaan dalam menyemarakkan perayaan hari jadi dimaksud. " Berbagai kegiatan sudah dirancang untuk memeriahkan hari bersejarah bagi masyarakat Kabupaten Solok, " kata Gusmal dalam konfrensi pers di gedung Pelangi Arosuka, Senin (20/3).

Gusmal memotivasi dan sekaligus memotivasi jajarannya untuk menumpahkan kreasi dan inovasi. Ia mengingatkan jajarannya;  Organisasi Perangkat Daerah(OPD),  kecamatan dan nagari-nagari agar ikut memeriahkan hari jadi.  Itu dilakukan mengingat momentum perayaan Hari Jadi ke 103 tahun lampau, suasananya sedingin iklim Arosuka. Masyarakat ditengarai kurang menikmati aroma sebuah pesta.  “ Kini kita berbenah” ujarnya.

Pengalaman itu kemudian dijadikan papan injak agar setiap  OPD benar-benar menyiapkan kegiatan yang melibatkan seluruh komponen masyarakat." Setentang kegiatan F4D, ini merupakan event lokal yang diramu untuk memeriahkan HUT ke104 kab. Solok," ujar bupati Solok.

Sebagai pengantar, sebelumnya Kepala dinas pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Solok memaparkan Festival Empat Danau juga merupakan event pembuka jelang Festival Lima Danau yang akan digelar oleh pemerintah Propinsi Sumatera Barat yang direncanakan pada  September 2017 mendatang." Event ini di luncing pada tanggal 25 Maret dan berlangsung hingga tanggal 31 Maret. Kita menfhaeapkan kegiatan bernuansa budaya dan potensi lokal ini, betul-betul mengena di hati masyarakat, " ungkap Yandra.

Disebutkan, ada berbagai atraksi dan lomba yang akan ditampilkan selama lima hari F4D. Mulai dari pemilihan Uda-Uni Duta Wisata, lomba Kuliner, lomba Souvenir, Barista Coffe, Hiburan dan Penampilan kesenian rakyat, Lomba Randai, Lomba Kesenian Indang, Lomba Pidato Adat dan Kontes lagu Minang. Kemudian dirancang pula Lomba Cipta Logo Pariwisata, Lomba cipta Mars Kabupaten solok serta Jingle TdS. “ Kita juga menggelar olahraga wisata trabas dan Offroad di Taman Wisata Hutan Kota Arosuka,” jelas Yandra

Sejatinya, F4D digelar sebagai persiapan menuju F5D yang disiapkan berskala Provinsi dan Nasional. Sebagai persiapan, F4D dipandang penting ketika pemerintah daerah Solok telah bersungguh-sungguh mengembangkan sektor kepariwisataan.  F4D semakin menarik diperkenalkan untuk mencapai sasaran ekonomi, sosial dan budaya. F4D juga penting untuk mengembangkan kreasi dan potensi masyarakat. Untuk menguatkan identitas dan jati diri, masyarakat  dengan berbagai komunitas harus memahami hakiki F4D sebagai wahana  mengangkat kearifan lokal.

Optimisme terhadap dampak positif yang tumbuh dari penyelenggaraan F4D, tidak hanya muncul di jajaran Dinas Pariwisata. Masyarakat pelaku usaha kecil dan penggiat kesenian tradisi, juga merasakan hal serupa. Bahkan bupati H. Gusmal sendiri menyatakan yakin terhadap  F4D bila diselenggarakan dengan sungguh-sungguh dan profesional, akan mempercepat pembangunan bagi kesejahteraan masyarakat.

Hari jadi kabupaten Solok sendiri jatuh setiap tanggal 9 April. Tetapi baru diperingati sejak tahun 2010 silam menyusul ditetapkannya pasca Perda hari jadi kabupaten Solok pada 2009 lalu. Kini, menyongsong hari jadi dimaksud, tentu tak mengapa di ucapkan anniversary ke 104 Solok Nan Indah. 

Jumpa pers yang dipertajam dengan sesi tanya jawab, juga merecoki soal bagaimana kabupaten Solok mencapak asa yang lebih dasyat dalam bidang Pariwisata dan perekonomian. Sejumlah wartawan selain memberi pendapat, terutama kaitannya dengan pengembangan objek Taman Wisata Hutan Kota (TWHT) Arosuka menjadi destinasi wisata yang memikiki magnit untuk memenuhi "selera' pengunjung.

[ Verizal Sarosa ]